Makalah Kebidanan, Skenario drama, hayalku, imajinasiku, realitaku, cita-citaku
Sabtu, 27 Maret 2010
Rabu, 24 Maret 2010
KTI Bidan Poltekkes Bengkulu
Daftar KTI Bidan Poltekkes Bengkulu tahun 2007
Disalin by Shinta Maharani
1. ANDRIYANI
- JUDUL KTI : HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI IMPLANT DI PUSKESMAS JEMBATAN KECIL KOTA BENGKULU.
2.ANEU NOVA AYUTRISNAWATI
-JUDUL KTI : HUBUNGAN PERAN SERTA KADER DENGAN STRATIFIKASI POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PASAR IKAN KOTA BENGKULU
3.ANITA JUNIARTI
-JUDUL KTI : HUBUNGAN TINGKAT PEENGETAHUAN DAN STATUS EKONOMI IBU BERSALIN TERHADAP PEMANFAATAN BIDAN SEBAGAI PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH PUSKESMAS ANGGUT ATAS KECAMATAN RATU SAMBAN KOTA BENGKULU
4.ARNESI WIDIASTUTI
-FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KUALA LEMPUING KOTA BENGKULU
5.ASMI YULIANA
-JUDUL KTI : HUBUNGAN JARAK KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN ABORTUS DI RUANG C1 KEBIDANAN RSUD Dr. M.YUNUS BENGKULU
6.CUTNELFA YENTI
-JUDUL KTI : HUBUNGAN GRAVIDA DENGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DIRUANG C1 KEBIDANAN RSUD Dr.M. YUNUS BENGKULU
7.DENI SULASTRI
-JUDUL KTI : HUBUNGAN KETERATURAN MELAKUKAN ANTENATAL CARE DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TT IBU HAMIL DI PUSKESMAS LINGKAR BARAT BENGKULU
8.DESI VERIYANTI
-JUDUL KTI : HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN IBU NIFAS DENGAN CAKUPAN VITAMIN A DI PUSKESMAS NUSA INDAH KOTA BENGKULU
9.DESI YULIANTI
-JUDUL KTI : HUBUNGAN PEMBERIAN IMUNISASI BCG DAN KONTAK PENDERITA DEWASA DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PADA BALITA DI PUSKESMAS PASAR IKAN KOTA BENGKULU
10.DEWI ANGGRIANI
-JUDUL KTI : HUBUNGAN USIA ISTRI DENGAN KEJADIAN INFEKTILITAS DI POLI KEBIDANAN RSUD Dr.M. YUNUS BENGKULU
11.DEWI JAYANTI
-JUDUL KTI : FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI BAWAH KULIT DI PUSKESMAS PADANG SERAI KOTA BENGKULU
12.DIAH LISKA UTAMI
-JUDUL KTI : GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL RESIKO TINGGI DI PUSKESMAS BASUKI RAHMAD
13.DIAN NOVIANTI
-JUDUL KTI : HUBUNGAN DYSMENORHAE DENGAN KEHADIRAN MAHASISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES BENGKULU
14.EKA OKTASARI SITOMPUL
-JUDUL KTI : HUBUNGAN ANEMIA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG C1 KEBIDANAN RSUD Dr.M. YUNUS BENGKULU
15.ELDA SARI
-JUDUL KTI : ANALISA TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR TERHADAP ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI PUSKESMAS LINGKAR BARAT BENGKULU
16.ELMA FITRI
-JUDUL KTI : HUBUNGAN PENDIDIKAN USIA DAN PARITAS DENGAN TINDAKAN SEKSIO SESARIA DI RUANG C1 MAWAR KEBIDANAN RSUD Dr. M. YUNUS BENGKULU
17.EMILDA
-JUDUL KTI : GAMBARAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA BENGKULU
18.ERI ANGRAINI
-JUDUL KTI : HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN IBU DENGAN PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A PADA BALITA DI WILAYAH PUSKESMAS PASAR IKAN KOTA BENGKULU
19.ERLI ZINAL
-JUDUL KTI : HUBUNGAN DAMPAK PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS SUKAMERINDU KOTA BENGKULU
20.ERNA FITRIA
-JUDUL KTI : HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN BIDAN DENGAN PELAKSANAAN PERAWATAN LUKA POST OPERASI SC DI RUANG C1 KEBIDANAN RSUD Dr. M. YUNUS BENGKULU
21. EVITA SUZANNA
-JUDUL KTI : FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN AKSEPTOR KB MEMILIH ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KANDANG KOTA BENGKULU
22. FARDILLA SARI
-JUDUL KTI : HUBUNGAN USIA ANAK BALITA DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA DI PUSKESMAS SUKAMERINDU KOTA BENGKULU
23.FATRIANI
-JUDUL KTI : GAMBARAN PENATALAKSANAAN KALA 1 PADA IBU BERSALIN NORMAL DITINJAU DARI PENGETAHUAN DAN LAMA BEKERJA BIDAN DI RSUD Dr.M.YUNUS BENGKULU
24.FERA YUNIARTI
-JUDUL KTI : GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PRE-EKLAMPSIA DI RUANG POLI KEBIDANAN RSUD Dr. M. YUNUS BENGKULU
25.FEVI YETMI
-JUDUL KTI : GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN BIDAN DALAM PENANGANAN ASFIKSIA NEONATORUM PADA BAYI BARU LAHIR DI RUANG C1 KEBIDANAN RSUD Dr M. YUNUS BENGKULU
26.FITRIA
-JUDUL KTI : HUBUNGAN PERILAKU KESEHATAN KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS KUALA LEMPUING KOTA BENGKULU
27.FITRIANTI
-JUDUL KTI : HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS SUKAMERINDU KOTA BENGKULU
28.FRISKA ROSAULINA.S
-JUDUL KTI : GAMBARAN USIA IBU HAMIL YANG MENGALAMI ABORTUS DI RUANG C1 KEBIDANAN Dr. M. YUNUS BENGKULU
29.GUSNI RAHMARIANTI
-JUDUL KTI : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA DIARE PADA BALITA DI WILAYAH PUSKESMAS KUALA LEMPUING KOTA BENGKULU
30.HANNA VEVILIA
-JUDUL KTI : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN IBU TENTANG TANDA-TANDA KEHAMILAN DI KECAMATAN TELUK SEGARA KOTA BENGKULU
31.HARTUTI
-JUDUL KTI : GAMBARAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN POST PARTUM OLEH IBU DIRUMAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BETUNGAN
32.HELPA YUNITA
-JUDUL KTI : HUBUNGAN LETAK SUNGSANG DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI DI RUANG C1 KEBIDANAN RSUD Dr.M. YUNUS BENGKULU
33.HERLINA
-JUDUL KTI : GAMBARAN PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN PETUGAS IMUNISASI DASAR DI WILAYAH DINAS KESEHATAN KOTA BENGKULU
34.ICE TRISNAWATI
-JUDUL KTI : HUBUNGAN PLASENTA PREVIA DENGAN KEJADIAN PARTUS PREMATURUS DI RUANG KEBIDANAN RSUD Dr. M. YUNUS BENGKULU
35.IKA KARTIKA
-JUDUL KTI : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI PRIA DALAM BER-KB DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LINGKAR BARAT KOTA BENGKULU
36.INDAH FITRI ANDINI
-JDUDL KTI : GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN IBU TENTANG PENYAKIT MALARIA PADA BALITA DI PUSKESMAS PASAR IKAN KOTA
37.ISTIQOMAH
-JUDUL KTI : HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DAN PREMATURITAS DENGAN KEJADIAN SEPSIS PADA NEONATUS DI RSUD Dr. M. YUNUS BENGKULU
38.ITA JULITA
-JUDUL KTI : HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BASUKI RAHMAT KOTA BENGKULU
39.KESI OKTA REKA
-JUDUL KTI : HUBUNGAN STATUS EKONOMI KELUARGA DENGAN PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS PASAR IKAN KOTA BENGKULU
40.LEN SUSANTI
-JUDUL KTI : HUBUNGAN PERAWATAN PAYUDARA IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN KELANCARAN PRODUKSI ASI DI RUANG C1 KEBIDANAN RSUD Dr. M. YUNUS BENGKULU
41.LEYA LEDY
-JUDUL KTI : GAMBARAN SIKAP YANG MENYEBABKAN BIDAN MEMBERIKAN SUSU FORMULA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD Dr.M. YUNUS KOTA BENGKULU
42.LIA RIZEISKA MELVINIO
-JUDUL KTI : HUBUNGAN PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG KEBIDANAN RSUD Dr. M. YUNUS BENGKULU
43.LINDA ANITA
-JUDUL KTI : HUBUNGAN AYAH YANG MEROKOK DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUANG C1 KEBIDANAN RSUD Dr. M. YUNUS KOTA BENGKULU
44.LIZA TRIANA
-JUDUL KTI : HUBUNGAN JARAK KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG C1 KEBIDANAN RSUD Dr.M. YUNUS BENGKULU
45.LUCKY NELAZYANI
-JUDUL KTI : PROFIL KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN RETENSIO PLASENTA PREVIA DI RUANG C1 KEBIDANAN RSUD Dr. M. YUNUS KOTA BENGKULU
46.MAIMUNA
-JUDUL KTI : HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS SUKAMERINDU KOTA BENGKULU
47.MARLENA
-JUDUL KTI : HUBUNGAN ANEMIA IBU HAMIL DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH ( BBLR ) DI RUANG C1 KEBIDANAN RSUD Dr.M. YUNUS BENGKULU
48.MITA SURYANA
-JUDUL KTI : HUBUNGAN PENINGKATAN BERAT BADAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PIL KB DI PUSKESMAS LINGKAR BARAT KOTA BENGKULU
49.MUNAJIRAH
-JUDUL KTI : HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI PUSKESMAS KAMPUNG BALI BENGKULU
50.NANDA RIMAWATI
-JUDUL KTI : PERBEDAAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DENGAN PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH BIDAN APN DAN NON APN DI BPS WILAYAH KECAMATAN GADING CEMPAKA KOTA BENGKULU
51.NELI HERAWATI
-JUDUL KTI : GAMBARAN PERAN BIDAN SEBAGAI PELAKSANA DALAM MENGOPTIMALISASSIKAN RAWAT GABUNG DI RSUD Dr. M. YUNUS BENGKULU
52.NELI SURYANI
-JUDUL KTI : HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI BALITA DI TK WITRI II KOTA BENGKULU
53.NIA HARYUNIASIH
-JUDUL KTI : HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KEJADIAN KEHAMILAN EKTOPIK DI RUANG C1 KEBIDANAN RSUD KEBIDANAN RSUD Dr. M. YUNUS BENGKULU
54.NINGRUM WAHYUNI
-JUDUL KTI : HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 0 - 6 BULAN DI PUSKESMAS KUALA LEMPUING KOTA BENGKULU
55.NORA KARTIKA SARI
-JUDUL KTI : PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN TENTANG BONDING AND ATTACMENT DI RUANG C1 KEBIDANAN RSUD Dr.M.YUNUS BENGKULU
56.NOVA LINDA
-JUDUL KTI : GAMBARAN PELAKSANAAN PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BASUKI RAHMAD KOTA BENGKULU
57.NOVAL VERONICA
-JUDUL KTI : GAMBARAN PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PENATALAKSANAAN PERAWATAN BALITA DIARE OLEH IBU DIRUMAH DI WILAYAH PUSKESMAS KUALA LEMPUING KOTA BENGKULU
58.NOVELITA WULAN SARI
-JUDUL KTI : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMATIAN PERINATAL DI RUANG C1 KEBIDANAN RSUD Dr. M. YUNUS BENGKULU
59.OKTI SUSANTI
-JUDUL KTI : TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DI SMU NEGERI 08 BENGKULU
60.PORMI SITUMORANG
-JUDUL KTI : FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BIDAN MENGGONAKAN PARTOGRAF DALAM MENOLONG PERSALINAN DI BPS KOTA BENGKULU
61.REVI SEPTIANA
-JUDUL KTI : HUBUNGAN PENDIDIKAN STATUS EKONOMI IBU DENGAN PEMILIHAN PENOLONGAN PERSALINAN NON TENAGA KESEHATAN DI KELURAHAN KEBUN GERAN KECAMATAN RATU SAMBAN KOTA BENGKULU
62.REZA ADE PUTRI. A
-JUDUL KTI : KENYAMANAN, KETERSEDIAAN DAN KETERJANGKAUAN PELAYANAN DI HUBUNGKAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH PUSKESMAS ANGGUT ATAS KOTA BENGKULU
63.RIA ELVIDA
-JUDUL KTI : HUBUNGAN PRE EKLAMSI / EKLAMSIA DENGAN KEJADIAN INTRA UTERINE FETAL DEALTH ( IUFD) DI RUANG C1 RSUD Dr. M. YUNUS BENGKULU
64.RISMALA HARTINI
-JUDUL KTI : GAMBARAN UPAYA YANG DILAKUKAN DALAM MENGATASI DISMINOREA YANG DITINJAU DARI TINGKAT PENGETAHUAN PADA SISWA SMA NEGERI 6 BENGKULU
65.ROZA APRIAN SARI
-JUDUL KTI : HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, PENGETAHUAN DAN EKONOMI DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM ( AKDR ) DI PUSKESMAS WILAYAH KECAMATAN GADING CEMPAKA KOTA BENGKULU
66.SELLY ELINA
-JUDUL KTI : HUBUNGAN PARITAS DENGAN PERSALINAN LETAK SUNGSANG DI RUANG C1 KEBIDANAN RSUD Dr. M.YUNUS BENGKULU
67.SERLY MARDAYETI
-JUDUL KTI : HUBUNGAN STATUS IMUNISASI BCG DAN DPT DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI PUSKESMAS SUKAMERINDU KOTA BENGKULU
68.SILVIA PURWANTI
-JUDUL KTI : HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN ANTEPARTUM DI RUANG C1 KEBIDANAN RSUD Dr. M. YUNUS BENGKULU
69.SILVIA RENI
-JUDUL KTI : HUBUNGAN USIA DENGAN KEJADIAN INTRA UTERINE FETAL DEATH DI RUANG C1 RSUD M. YUNUS BENGKULU
70.SITI ROHANI ZENDRATO
-JUDUL KTI : HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN PENDARAHAN PADA IBU POST PARTUM DI RSUD Dr. M. YUNUS BENGKULU
71.SRI RAHAYU
-JUDUL KTI : HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN STATUS GIZI IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKAMERINDU KOTA BENGKULU
72.SRI WHARDHANI
-JUDUL KTI : HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, PENGETAHUANDAN UMUR KADER DENGAN DALAM DETEKSI DINI IBU HAMIL BERESIKO DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ANGGUT ATAS KOTA BENGKULU
73.SUGIYANTI
-JUDUL KTI : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI PUSKESMAS BASUKI RAHMAT KOTA BENGKULU
74.SUMITRI
-JUDUL KTI : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS PADANG SERAI KOTA BENGKULU
75.SUSIANTI
-JUDUL KTI : HUBUNGAN PENGETAHUAN PETUGAS ( PERAWAT / BIDAN )DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA POLDA BENGKULU
76.SUSILAWATI
-JUDUL KTI : GAMBARAN TINGKAT PENDIDIKAN, PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN TENTANG PELAKSANAAN STANDAR MINIMAL PELAYANAN ANTENATAL TT DI BPS KOTA BENGKULU
77.SUTRI DIANA SARI
-JUDUL KTI : HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PERATWATAN NEONATAL DI RUMAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KUALA LEMPUING KOTA BENGKULU
78.TAMINA
-JUDUL KTI : HUBUNGAN PENDAPATAN KELUARGA DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS BETUNGAN KOTA BENGKULU
79.TISE ANDRIANI
-JUDUL KTI : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DPT PADA BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS BASUKI RAHMAT KOTA BENGKULU
80.TITI SUMARNI
-JUDUL KTI : HUBUNGAN USIA DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PELAKSANAAN PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI POLIKLINIK KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN RSUD Dr. M. YUNUS BENGKULU
81.TRI HERLINA EVI LIARANI
-JUDUL KTI : HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI TUBEKTOMI DI POLI KEBIDANAN RSUD Dr. M. YUNUS BENGKULU
82.TRIANA LEONIKA BRANETA
-JUDUL KTI : HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI PUSKESMAS BASUKI RAHMAT KOTA BENGKULU
83.TUTI SAPTA WAHYUNINGSIH
-JUDUL KTI : HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, PENGETAHUAN IBU DENGAN PENANGGULANGAN ISPA PADA ANAK BALITA DI PUSKESMAS SUKAMERINDU
84.TYNA SANDY AFRIYANA
-JUDUL KTI : GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU TERHADAP TINGGINYA ANGKA KEJADIAN ISPA PADA ANAK USIA 0-4 TAHUN DI PUSKESMAS SUKAMERINDU KOTA BENGKULU
85.VEBY YUNITA PUTRI OMI
-JUDUL KTI : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEMATIAN NEONATAL DI RUANG C1 KEBIDANAN RSUD Dr. M. YUNUS BENGKULU
86.VERA OKTAVIA
-JUDUL KTI : HUBUNGAN ANTARA GRAVIDA DAN RIWAYAT HIPERTENSI KELUARGA DENGAN KEJADIAN PRE-EKLAMSIA DI RUANG POLI KEBIDANAN RSUD Dr.M. YUNUS BENGKULU
87.VERA YUARTIKA
-JUDUL KTI : PERBEDAAN BERAT BADAN BAYI YANG DIBERI ASI EKSLUSIF DENGAN ASI NON EKSLUSIF DI PUSKESMAS BASUKI RAHMAD KOTA BENGKULU
88.WAHYUNI FADILLAH
-JUDUL KTI : HUBUNGAN PERAN KADER POSYANDU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH PUSKESMAS KUALA LEMPUING KOTA BENGKULU
89.WENNY INDAH PURNAMA EKA SARI
-JUDUL KTI : HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN SEPSIS NEONATORUM DI RUANG C1 KEBIDANAN RSUD Dr.M.YUNUS BENGKULU
90.WENTI DWINDAYANI
-JUDUL KTI : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BBLR DI RUANG C1 KEBIDANAN RSUD Dr. M. YUNUS BENGKULU
91.WITA HERAWATI
-JUDUL KTI : HUBUNGAN USIA, PARITAS, DAN JARAK KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN ANTEPARTUM DI RUANG C1 KEBIDANAN RSUD Dr. M. YUNUS BENGKULU
92.YENIZAR
-JUDUL KTI : GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU DAN FAKTOR PREDISPOSISI BAYI SEPSIS DI RUANG BAYI RSUD Dr. M. YUNUS BENGKULU
93.YESSI NOVIKA
-JUDUL KTI : FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU BERSALIN DALAM PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH ANGGUT ATAS KOTA BENGKULU
94.YOHANA BUDIARTI
-JUDUL KTI : HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI DI PUSKESMAS BASUKI RAHMAD KOTA BENGKULU
95.YULIA MARTINA
-JUDUL KTI : HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN BIDAN DENGAN PENCEGAHAN INFEKSI NEONATORUM DI RUANG C1 KEBIDANAN RSUD Dr. M. YUNUS BENGKULU
96.YULIANTHI
-JUDUL KTI : HUBUNGAN PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUANG KEBIDANAN RSUD Dr. M. YUNUS BENGKULU
97.YULLINDA SARI
-JUDUL KTI : HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN LAMA MENJADI KADER DENGAN PEMBERIAN INFORMASI TENTANG KAPSUL VITAMIN A PADA IBU YANG MEMPUNYAI BALITA DI WILAYAH PUSKESMAS PASAR IKAN KOTA BENGKULU
98.YUYUN WIDARTI
-JUDUL KTI : GAMBARAN PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN WANITA DALAM KESIAPAN MENGHADAPI MENOPAUSE DI WILAYAH PUSKESMAS NUSA INDAH KOTA BENGKULU
99.ZUMRATULAINI
-JUDUL KTI : HUBUNGAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POST PARTUM DI RUANG C1 KEBIDANAN RSUD Dr.M. YUNUS BENGKULU
100.HASTUTI
-JUDUL KTI : HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA KEHAMILAN TRISMESTER III DI PUSKESMAS PADANG SERAI KOTA BENGKULU
sumber :http://www.wahyuni is blogging on My Opera
Disalin by Shinta Maharani
1. ANDRIYANI
- JUDUL KTI : HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI IMPLANT DI PUSKESMAS JEMBATAN KECIL KOTA BENGKULU.
2.ANEU NOVA AYUTRISNAWATI
-JUDUL KTI : HUBUNGAN PERAN SERTA KADER DENGAN STRATIFIKASI POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PASAR IKAN KOTA BENGKULU
3.ANITA JUNIARTI
-JUDUL KTI : HUBUNGAN TINGKAT PEENGETAHUAN DAN STATUS EKONOMI IBU BERSALIN TERHADAP PEMANFAATAN BIDAN SEBAGAI PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH PUSKESMAS ANGGUT ATAS KECAMATAN RATU SAMBAN KOTA BENGKULU
4.ARNESI WIDIASTUTI
-FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KUALA LEMPUING KOTA BENGKULU
5.ASMI YULIANA
-JUDUL KTI : HUBUNGAN JARAK KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN ABORTUS DI RUANG C1 KEBIDANAN RSUD Dr. M.YUNUS BENGKULU
6.CUTNELFA YENTI
-JUDUL KTI : HUBUNGAN GRAVIDA DENGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DIRUANG C1 KEBIDANAN RSUD Dr.M. YUNUS BENGKULU
7.DENI SULASTRI
-JUDUL KTI : HUBUNGAN KETERATURAN MELAKUKAN ANTENATAL CARE DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TT IBU HAMIL DI PUSKESMAS LINGKAR BARAT BENGKULU
8.DESI VERIYANTI
-JUDUL KTI : HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN IBU NIFAS DENGAN CAKUPAN VITAMIN A DI PUSKESMAS NUSA INDAH KOTA BENGKULU
9.DESI YULIANTI
-JUDUL KTI : HUBUNGAN PEMBERIAN IMUNISASI BCG DAN KONTAK PENDERITA DEWASA DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PADA BALITA DI PUSKESMAS PASAR IKAN KOTA BENGKULU
10.DEWI ANGGRIANI
-JUDUL KTI : HUBUNGAN USIA ISTRI DENGAN KEJADIAN INFEKTILITAS DI POLI KEBIDANAN RSUD Dr.M. YUNUS BENGKULU
11.DEWI JAYANTI
-JUDUL KTI : FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI BAWAH KULIT DI PUSKESMAS PADANG SERAI KOTA BENGKULU
12.DIAH LISKA UTAMI
-JUDUL KTI : GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL RESIKO TINGGI DI PUSKESMAS BASUKI RAHMAD
13.DIAN NOVIANTI
-JUDUL KTI : HUBUNGAN DYSMENORHAE DENGAN KEHADIRAN MAHASISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES BENGKULU
14.EKA OKTASARI SITOMPUL
-JUDUL KTI : HUBUNGAN ANEMIA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG C1 KEBIDANAN RSUD Dr.M. YUNUS BENGKULU
15.ELDA SARI
-JUDUL KTI : ANALISA TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR TERHADAP ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI PUSKESMAS LINGKAR BARAT BENGKULU
16.ELMA FITRI
-JUDUL KTI : HUBUNGAN PENDIDIKAN USIA DAN PARITAS DENGAN TINDAKAN SEKSIO SESARIA DI RUANG C1 MAWAR KEBIDANAN RSUD Dr. M. YUNUS BENGKULU
17.EMILDA
-JUDUL KTI : GAMBARAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA BENGKULU
18.ERI ANGRAINI
-JUDUL KTI : HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN IBU DENGAN PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A PADA BALITA DI WILAYAH PUSKESMAS PASAR IKAN KOTA BENGKULU
19.ERLI ZINAL
-JUDUL KTI : HUBUNGAN DAMPAK PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS SUKAMERINDU KOTA BENGKULU
20.ERNA FITRIA
-JUDUL KTI : HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN BIDAN DENGAN PELAKSANAAN PERAWATAN LUKA POST OPERASI SC DI RUANG C1 KEBIDANAN RSUD Dr. M. YUNUS BENGKULU
21. EVITA SUZANNA
-JUDUL KTI : FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN AKSEPTOR KB MEMILIH ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KANDANG KOTA BENGKULU
22. FARDILLA SARI
-JUDUL KTI : HUBUNGAN USIA ANAK BALITA DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA DI PUSKESMAS SUKAMERINDU KOTA BENGKULU
23.FATRIANI
-JUDUL KTI : GAMBARAN PENATALAKSANAAN KALA 1 PADA IBU BERSALIN NORMAL DITINJAU DARI PENGETAHUAN DAN LAMA BEKERJA BIDAN DI RSUD Dr.M.YUNUS BENGKULU
24.FERA YUNIARTI
-JUDUL KTI : GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PRE-EKLAMPSIA DI RUANG POLI KEBIDANAN RSUD Dr. M. YUNUS BENGKULU
25.FEVI YETMI
-JUDUL KTI : GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN BIDAN DALAM PENANGANAN ASFIKSIA NEONATORUM PADA BAYI BARU LAHIR DI RUANG C1 KEBIDANAN RSUD Dr M. YUNUS BENGKULU
26.FITRIA
-JUDUL KTI : HUBUNGAN PERILAKU KESEHATAN KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS KUALA LEMPUING KOTA BENGKULU
27.FITRIANTI
-JUDUL KTI : HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS SUKAMERINDU KOTA BENGKULU
28.FRISKA ROSAULINA.S
-JUDUL KTI : GAMBARAN USIA IBU HAMIL YANG MENGALAMI ABORTUS DI RUANG C1 KEBIDANAN Dr. M. YUNUS BENGKULU
29.GUSNI RAHMARIANTI
-JUDUL KTI : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA DIARE PADA BALITA DI WILAYAH PUSKESMAS KUALA LEMPUING KOTA BENGKULU
30.HANNA VEVILIA
-JUDUL KTI : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN IBU TENTANG TANDA-TANDA KEHAMILAN DI KECAMATAN TELUK SEGARA KOTA BENGKULU
31.HARTUTI
-JUDUL KTI : GAMBARAN PENATALAKSANAAN PERAWATAN POST PARTUM OLEH IBU DIRUMAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BETUNGAN
32.HELPA YUNITA
-JUDUL KTI : HUBUNGAN LETAK SUNGSANG DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI DI RUANG C1 KEBIDANAN RSUD Dr.M. YUNUS BENGKULU
33.HERLINA
-JUDUL KTI : GAMBARAN PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN PETUGAS IMUNISASI DASAR DI WILAYAH DINAS KESEHATAN KOTA BENGKULU
34.ICE TRISNAWATI
-JUDUL KTI : HUBUNGAN PLASENTA PREVIA DENGAN KEJADIAN PARTUS PREMATURUS DI RUANG KEBIDANAN RSUD Dr. M. YUNUS BENGKULU
35.IKA KARTIKA
-JUDUL KTI : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI PRIA DALAM BER-KB DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LINGKAR BARAT KOTA BENGKULU
36.INDAH FITRI ANDINI
-JDUDL KTI : GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN IBU TENTANG PENYAKIT MALARIA PADA BALITA DI PUSKESMAS PASAR IKAN KOTA
37.ISTIQOMAH
-JUDUL KTI : HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DAN PREMATURITAS DENGAN KEJADIAN SEPSIS PADA NEONATUS DI RSUD Dr. M. YUNUS BENGKULU
38.ITA JULITA
-JUDUL KTI : HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BASUKI RAHMAT KOTA BENGKULU
39.KESI OKTA REKA
-JUDUL KTI : HUBUNGAN STATUS EKONOMI KELUARGA DENGAN PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS PASAR IKAN KOTA BENGKULU
40.LEN SUSANTI
-JUDUL KTI : HUBUNGAN PERAWATAN PAYUDARA IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN KELANCARAN PRODUKSI ASI DI RUANG C1 KEBIDANAN RSUD Dr. M. YUNUS BENGKULU
41.LEYA LEDY
-JUDUL KTI : GAMBARAN SIKAP YANG MENYEBABKAN BIDAN MEMBERIKAN SUSU FORMULA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD Dr.M. YUNUS KOTA BENGKULU
42.LIA RIZEISKA MELVINIO
-JUDUL KTI : HUBUNGAN PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG KEBIDANAN RSUD Dr. M. YUNUS BENGKULU
43.LINDA ANITA
-JUDUL KTI : HUBUNGAN AYAH YANG MEROKOK DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUANG C1 KEBIDANAN RSUD Dr. M. YUNUS KOTA BENGKULU
44.LIZA TRIANA
-JUDUL KTI : HUBUNGAN JARAK KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG C1 KEBIDANAN RSUD Dr.M. YUNUS BENGKULU
45.LUCKY NELAZYANI
-JUDUL KTI : PROFIL KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN RETENSIO PLASENTA PREVIA DI RUANG C1 KEBIDANAN RSUD Dr. M. YUNUS KOTA BENGKULU
46.MAIMUNA
-JUDUL KTI : HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS SUKAMERINDU KOTA BENGKULU
47.MARLENA
-JUDUL KTI : HUBUNGAN ANEMIA IBU HAMIL DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH ( BBLR ) DI RUANG C1 KEBIDANAN RSUD Dr.M. YUNUS BENGKULU
48.MITA SURYANA
-JUDUL KTI : HUBUNGAN PENINGKATAN BERAT BADAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PIL KB DI PUSKESMAS LINGKAR BARAT KOTA BENGKULU
49.MUNAJIRAH
-JUDUL KTI : HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI PUSKESMAS KAMPUNG BALI BENGKULU
50.NANDA RIMAWATI
-JUDUL KTI : PERBEDAAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DENGAN PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH BIDAN APN DAN NON APN DI BPS WILAYAH KECAMATAN GADING CEMPAKA KOTA BENGKULU
51.NELI HERAWATI
-JUDUL KTI : GAMBARAN PERAN BIDAN SEBAGAI PELAKSANA DALAM MENGOPTIMALISASSIKAN RAWAT GABUNG DI RSUD Dr. M. YUNUS BENGKULU
52.NELI SURYANI
-JUDUL KTI : HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI BALITA DI TK WITRI II KOTA BENGKULU
53.NIA HARYUNIASIH
-JUDUL KTI : HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KEJADIAN KEHAMILAN EKTOPIK DI RUANG C1 KEBIDANAN RSUD KEBIDANAN RSUD Dr. M. YUNUS BENGKULU
54.NINGRUM WAHYUNI
-JUDUL KTI : HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 0 - 6 BULAN DI PUSKESMAS KUALA LEMPUING KOTA BENGKULU
55.NORA KARTIKA SARI
-JUDUL KTI : PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN TENTANG BONDING AND ATTACMENT DI RUANG C1 KEBIDANAN RSUD Dr.M.YUNUS BENGKULU
56.NOVA LINDA
-JUDUL KTI : GAMBARAN PELAKSANAAN PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BASUKI RAHMAD KOTA BENGKULU
57.NOVAL VERONICA
-JUDUL KTI : GAMBARAN PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PENATALAKSANAAN PERAWATAN BALITA DIARE OLEH IBU DIRUMAH DI WILAYAH PUSKESMAS KUALA LEMPUING KOTA BENGKULU
58.NOVELITA WULAN SARI
-JUDUL KTI : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMATIAN PERINATAL DI RUANG C1 KEBIDANAN RSUD Dr. M. YUNUS BENGKULU
59.OKTI SUSANTI
-JUDUL KTI : TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DI SMU NEGERI 08 BENGKULU
60.PORMI SITUMORANG
-JUDUL KTI : FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BIDAN MENGGONAKAN PARTOGRAF DALAM MENOLONG PERSALINAN DI BPS KOTA BENGKULU
61.REVI SEPTIANA
-JUDUL KTI : HUBUNGAN PENDIDIKAN STATUS EKONOMI IBU DENGAN PEMILIHAN PENOLONGAN PERSALINAN NON TENAGA KESEHATAN DI KELURAHAN KEBUN GERAN KECAMATAN RATU SAMBAN KOTA BENGKULU
62.REZA ADE PUTRI. A
-JUDUL KTI : KENYAMANAN, KETERSEDIAAN DAN KETERJANGKAUAN PELAYANAN DI HUBUNGKAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH PUSKESMAS ANGGUT ATAS KOTA BENGKULU
63.RIA ELVIDA
-JUDUL KTI : HUBUNGAN PRE EKLAMSI / EKLAMSIA DENGAN KEJADIAN INTRA UTERINE FETAL DEALTH ( IUFD) DI RUANG C1 RSUD Dr. M. YUNUS BENGKULU
64.RISMALA HARTINI
-JUDUL KTI : GAMBARAN UPAYA YANG DILAKUKAN DALAM MENGATASI DISMINOREA YANG DITINJAU DARI TINGKAT PENGETAHUAN PADA SISWA SMA NEGERI 6 BENGKULU
65.ROZA APRIAN SARI
-JUDUL KTI : HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, PENGETAHUAN DAN EKONOMI DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM ( AKDR ) DI PUSKESMAS WILAYAH KECAMATAN GADING CEMPAKA KOTA BENGKULU
66.SELLY ELINA
-JUDUL KTI : HUBUNGAN PARITAS DENGAN PERSALINAN LETAK SUNGSANG DI RUANG C1 KEBIDANAN RSUD Dr. M.YUNUS BENGKULU
67.SERLY MARDAYETI
-JUDUL KTI : HUBUNGAN STATUS IMUNISASI BCG DAN DPT DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI PUSKESMAS SUKAMERINDU KOTA BENGKULU
68.SILVIA PURWANTI
-JUDUL KTI : HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN ANTEPARTUM DI RUANG C1 KEBIDANAN RSUD Dr. M. YUNUS BENGKULU
69.SILVIA RENI
-JUDUL KTI : HUBUNGAN USIA DENGAN KEJADIAN INTRA UTERINE FETAL DEATH DI RUANG C1 RSUD M. YUNUS BENGKULU
70.SITI ROHANI ZENDRATO
-JUDUL KTI : HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN PENDARAHAN PADA IBU POST PARTUM DI RSUD Dr. M. YUNUS BENGKULU
71.SRI RAHAYU
-JUDUL KTI : HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN STATUS GIZI IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKAMERINDU KOTA BENGKULU
72.SRI WHARDHANI
-JUDUL KTI : HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, PENGETAHUANDAN UMUR KADER DENGAN DALAM DETEKSI DINI IBU HAMIL BERESIKO DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ANGGUT ATAS KOTA BENGKULU
73.SUGIYANTI
-JUDUL KTI : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI PUSKESMAS BASUKI RAHMAT KOTA BENGKULU
74.SUMITRI
-JUDUL KTI : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS PADANG SERAI KOTA BENGKULU
75.SUSIANTI
-JUDUL KTI : HUBUNGAN PENGETAHUAN PETUGAS ( PERAWAT / BIDAN )DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA POLDA BENGKULU
76.SUSILAWATI
-JUDUL KTI : GAMBARAN TINGKAT PENDIDIKAN, PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN TENTANG PELAKSANAAN STANDAR MINIMAL PELAYANAN ANTENATAL TT DI BPS KOTA BENGKULU
77.SUTRI DIANA SARI
-JUDUL KTI : HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PERATWATAN NEONATAL DI RUMAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KUALA LEMPUING KOTA BENGKULU
78.TAMINA
-JUDUL KTI : HUBUNGAN PENDAPATAN KELUARGA DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS BETUNGAN KOTA BENGKULU
79.TISE ANDRIANI
-JUDUL KTI : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DPT PADA BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS BASUKI RAHMAT KOTA BENGKULU
80.TITI SUMARNI
-JUDUL KTI : HUBUNGAN USIA DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PELAKSANAAN PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI POLIKLINIK KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN RSUD Dr. M. YUNUS BENGKULU
81.TRI HERLINA EVI LIARANI
-JUDUL KTI : HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI TUBEKTOMI DI POLI KEBIDANAN RSUD Dr. M. YUNUS BENGKULU
82.TRIANA LEONIKA BRANETA
-JUDUL KTI : HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI PUSKESMAS BASUKI RAHMAT KOTA BENGKULU
83.TUTI SAPTA WAHYUNINGSIH
-JUDUL KTI : HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, PENGETAHUAN IBU DENGAN PENANGGULANGAN ISPA PADA ANAK BALITA DI PUSKESMAS SUKAMERINDU
84.TYNA SANDY AFRIYANA
-JUDUL KTI : GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU TERHADAP TINGGINYA ANGKA KEJADIAN ISPA PADA ANAK USIA 0-4 TAHUN DI PUSKESMAS SUKAMERINDU KOTA BENGKULU
85.VEBY YUNITA PUTRI OMI
-JUDUL KTI : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEMATIAN NEONATAL DI RUANG C1 KEBIDANAN RSUD Dr. M. YUNUS BENGKULU
86.VERA OKTAVIA
-JUDUL KTI : HUBUNGAN ANTARA GRAVIDA DAN RIWAYAT HIPERTENSI KELUARGA DENGAN KEJADIAN PRE-EKLAMSIA DI RUANG POLI KEBIDANAN RSUD Dr.M. YUNUS BENGKULU
87.VERA YUARTIKA
-JUDUL KTI : PERBEDAAN BERAT BADAN BAYI YANG DIBERI ASI EKSLUSIF DENGAN ASI NON EKSLUSIF DI PUSKESMAS BASUKI RAHMAD KOTA BENGKULU
88.WAHYUNI FADILLAH
-JUDUL KTI : HUBUNGAN PERAN KADER POSYANDU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH PUSKESMAS KUALA LEMPUING KOTA BENGKULU
89.WENNY INDAH PURNAMA EKA SARI
-JUDUL KTI : HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN SEPSIS NEONATORUM DI RUANG C1 KEBIDANAN RSUD Dr.M.YUNUS BENGKULU
90.WENTI DWINDAYANI
-JUDUL KTI : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BBLR DI RUANG C1 KEBIDANAN RSUD Dr. M. YUNUS BENGKULU
91.WITA HERAWATI
-JUDUL KTI : HUBUNGAN USIA, PARITAS, DAN JARAK KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN ANTEPARTUM DI RUANG C1 KEBIDANAN RSUD Dr. M. YUNUS BENGKULU
92.YENIZAR
-JUDUL KTI : GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU DAN FAKTOR PREDISPOSISI BAYI SEPSIS DI RUANG BAYI RSUD Dr. M. YUNUS BENGKULU
93.YESSI NOVIKA
-JUDUL KTI : FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU BERSALIN DALAM PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH ANGGUT ATAS KOTA BENGKULU
94.YOHANA BUDIARTI
-JUDUL KTI : HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI DI PUSKESMAS BASUKI RAHMAD KOTA BENGKULU
95.YULIA MARTINA
-JUDUL KTI : HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN BIDAN DENGAN PENCEGAHAN INFEKSI NEONATORUM DI RUANG C1 KEBIDANAN RSUD Dr. M. YUNUS BENGKULU
96.YULIANTHI
-JUDUL KTI : HUBUNGAN PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUANG KEBIDANAN RSUD Dr. M. YUNUS BENGKULU
97.YULLINDA SARI
-JUDUL KTI : HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN LAMA MENJADI KADER DENGAN PEMBERIAN INFORMASI TENTANG KAPSUL VITAMIN A PADA IBU YANG MEMPUNYAI BALITA DI WILAYAH PUSKESMAS PASAR IKAN KOTA BENGKULU
98.YUYUN WIDARTI
-JUDUL KTI : GAMBARAN PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN WANITA DALAM KESIAPAN MENGHADAPI MENOPAUSE DI WILAYAH PUSKESMAS NUSA INDAH KOTA BENGKULU
99.ZUMRATULAINI
-JUDUL KTI : HUBUNGAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POST PARTUM DI RUANG C1 KEBIDANAN RSUD Dr.M. YUNUS BENGKULU
100.HASTUTI
-JUDUL KTI : HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA KEHAMILAN TRISMESTER III DI PUSKESMAS PADANG SERAI KOTA BENGKULU
sumber :http://www.wahyuni is blogging on My Opera
TEORI FISIKA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
TEORI FISIKA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Disalin by Shinta Maharani
1. PENGERTIAN
“GAYA GRVITASI”
Gravitasi adalah gaya tarik-menarik yang terjadi antara semua partikel yang mempunyai massa di alam semesta. Fisika modern mendeskripsikan gravitasi menggunakan Teori Relativitas Umum dari Einstein, namun hukum gravitasi universal Newton yang lebih sederhana merupakan hampiran yang cukup akurat dalam kebanyakan kasus.
Bumi yang memiliki massa yang sangat besar menghasilkan gaya gravitasi yang sangat besar untuk menarik benda-benda disekitarnya, termasuk makhluk hidup, dan benda benda yang ada di bumi. Gaya gravitasi ini juga menarik benda-benda yang ada diluar angkasa, seperti bulan, meteor, dan benda angkasa laiinnya, termasuk satelite buatan manusia.
Hukum gravitasi universal Newton dirumuskan sebagai berikut:
Setiap massa titik menarik semua massa titik lainnya dengan gaya segaris dengan garis yang menghubungkan kedua titik. Besar gaya tersebut berbanding lurus dengan perkalian kedua massa tersebut dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua massa titik tersebut.
F adalah besar dari gaya gravitasi antara kedua massa titik tersebut diukur dalam satuan Newton (N)
G adalah konstanta gravitasi, besarnya sama dengan 6,67 × 10−11 N m2 kg−2.
m1 adalah besar massa titik pertama, satuannya dalam kilogram (Kg)
m2 adalah besar massa titik kedua, satuannya dalam kilogram (Kg)
r adalah jarak antara kedua massa titik, satuannya dalam meter (M)
Bagaimana gaya gravitasi bekerja? Apakah gaya gravitasi sama besarnya di setiap tempat? Mengapa berat tubuh astronot di bulan lebih ringan daripada dibumi?
Seorang ilmuwan bernama Newton (abad ke-16) sedang duduk di bawah pohon apel. Ternyata sebuah apel jatuh dan menimpa kepalanya. Ia lalu berpikir, pasti ada suatu gaya yang menyebabkan apel bisa jatuh ke bawah. Berawal dari hal ini, lalu ditemukan gaya gravitasi.
Sumber : http://khoahoc.com/
Gaya gravitasi yang bekerja pada apel menyebabkan apel jatuh ke bawah. Gaya gravitasi yang bekerja pada apel tersebut disebut gaya berat apel, sedangkan gaya gravitasi yang bekerja pada tubuh kita disebut gaya berat kita. Setiap benda memiliki gaya berat, dan arah gaya berat selalu ke bawah, menuju pusat gravitasi (ketika suatu benda berada di bumi, gaya beratnya akan mengarah ke bumi).
Berbeda dengan massa, gaya berat suatu benda bisa berubah-ubah tergantung dengan percepatan gravitasi yang ada di tempat tersebut. Perbedaan berat astronot di bumi dan bulan adalah kompensasi dari hal tersebut. Jika massa astronot adalah 65 kg, maka berat astronot di bumi adalah 65 kg x percepatan gravitasi bumi (9.78 m/s2), yaitu 635.7 N. Sedangkan percepatan gravitasi bulan adalah 1/ 6 kali percepatan gravitasi bumi. Wajar saja, berat tubuh astronot menjadi lebih ringan, yaitu 65 kg x percepatan gravitasi bulan (1.63 m/s2), yaitu 105.95 N.
Kesimpulannya, percepatan gravitasi di suatu tempat dengan berat seseorang : A. Berbanding terbalik B. Berbanding lurus Mana yang benar?
Percobaan-percobaan
Newton, dalam percobaan tentang gravitasi, menggantungkan beberapa bola pendulum dengan tali sepanjang 11 kaki. Beliau mengamati seolah-olah pendulum-pendulum itu saling berinteraksi, dengan cara memelintirkan tali-talinya. Ketika itu orang-orang sepakat bahwa di dalam setiap jengkal jarak terdapat semacam partikel yang sangat halus dan sempurna. Aristoteles menyebutnya eter, yang kemudian digunakan Descartes dalam vorteks. Namun Newton meyakinkan diri bahwa aksi pada jarak sama sekali tidak memerlukan eter. Beliau lebih memerlukan aksi pada jarak yang murni. Aksi pada jarak dalam gravitasi kemudian direduksi oleh Einstein sebagai semata akibat kelengkungan ruang-waktu. Sekarang gravitasi telah dikembangkan sedemikian rupa dalam Relativitas Umum sebagai bagian yang sama sekali berbeda dari interaksi-interaksi yang lain.
Newton meyakini bahwa gravitasi berlaku umum di jagat raya ini, di langit, di bumi, dan di mana saja asalkan masih termasuk alam. Ia menyatakan bahwa apel yang jatuh dari pohonnya di taman—yang ia saksikan dari jendela kamarnya ketika ia mendapatkan inspirasi gravitasi, bulan yang mengorbit bumi, komet yang melintasi beberapa tata surya, dan sebagainya, disebabkan oleh gravitasi. Sebelum itu hanya hukum-hukum Kepler yang dianggap mampu menjelaskan fenomena tersebut. Dan gravitasi sangat cocok dengan hukum-hukum tersebut.
Bayangkan gravitasi dalam kehidupan sehari-hari. Seandainya Anda ditanya, seberapa kuat gravitasi tersebut? Anda mungkin akan menjawab: luar biasa kuat. Jawaban ini tentunya keliru, karena sejauh ini gravitasi adalah gaya yang paling lemah diantara keempat gaya yang diyakini keberadaannya oleh para fisikawan. Gravitasi yang tampak begitu mencolok dalam kehidupan sehari-hari adalah gabungan gravitasi dari semua partikel yang ada di tubuh raksasa bumi. Diperlukan instrumen yang sangat peka untuk mendeteksi adanya gaya tarik-menarik yang sangat lemah antara benda-benda kecil yang kita jumpai sehari-hari.
Newton menemukan hukum-hukum yang menjelaskan bagaimana kerja gravitasi dalam situasi dan kondisi yang kurang-lebih normal. Benda-benda di jagat raya ini tidak benar-benar diam. Benda-benda tersebut tidak duduk tenang sampai ada gaya yang datang untuk mendorong atau menariknya, serta kemudian menggelinding dan duduk tenang lagi. Sesungguhnya sebuah benda yang tak diusik akan melanjutkan gerakannya dalam sebuah garis lurus tanpa mengubah laju geraknya. Paling baik jika kita membayangkan bahwa semua benda dalam jagat raya ini bergerak. Kita dapat mengukur lajunya dan arah geraknya dengan membandingkan ia dengan objek-objek lain, tetapi tidak dapat membandingkannya ke suatu keadaan diam mutlak. Ini adalah prinsip relativitas.
Misalnya, seandainya bulan satu-satunya benda di angkasa, ia tidak akan diam saja, melainkan bergerak dalam satu garis lurus tanpa mengubah lajunya. Tentu saja jika bulan satu-satunya benda di angkasa, tidak ada cara bagi kita (atau pengamat pada umumnya) untuk mengatakan bahwa bulan bergerak lurus, karena tidak ada benda lain untuk dibandingkan dengan gerakan bulan. Namun, bulan ternyata tidak sendirian. Sebuah gaya yang dikenal sebagai gravitasi bekerja terhadap bulan untuk mengubah laju dan arah geraknya. Gaya gravitasi tersebut datang dari bumi. Bulan berusaha menolak perubahan tersebut, agar ia tetap bergerak menurut garis lurus. Namun, kekuatannya lebih kecil dari bumi, sehingga ia terpaksa bergerak mengelilingi bumi. Sementara itu, gravitasi bulan juga mempengaruhi bumi. Hasil yang paling jelas adalah fenomena pasang-surut pantai.
Newton menyatakan bahwa banyaknya massa yang dimiliki sebuah benda mempengaruhi kuat-lemahnya tarikan gravitasi antara benda itu dan benda lain. Bila faktor-faktor yang lain tetap sama, makin besar massa itu, akan makin besar tarikannya. Seandainya massa bumi dua kali massa sekarang ini, tarikan gravitasinya terhadap bulan pasti juga akan dua kali sekarang ini. Setiap perubahan massa, baik dari bumi maupun dari bulan, akan mengubah kekuatan gravitasi diantara mereka. Newton juga menemukan bahwa semakin jauh benda-benda itu terpisah, maka akan semakin lemah tarikan gravitasi diantara mereka. Jika bulan berada pada jarak dua kali jaraknya yang sekarang dari bumi, tarikan gravitasi antara bumi dan bulan hanya akan sebesar seperempat dari tarikan sekarang ini.
Gravitasi Newton adalah sebuah teori yang baik. Selama 200 tahun setelah masa beliau, teori tersebut tidak perlu diubah. Sekarang kita masih menggunakannya, meskipun sekarang kita tahu bahwa teori itu tidak berlaku dalam beberapa situasi, umpamanya seperti bila gaya gravitasi tersebut menjadi sangat kuat, misalnya di dekat lubang hitam, atau bila benda-benda bergerak dengan laju mendekati kecepatan cahaya.
Pada awal abad 20, Einstein melihat adanya masalah dengan teori Newton. Seperti yang telah diketahui bahwa kuat gravitasi antara dua benda tergantung dari jarak yang memisahkan mereka. Jika ini benar, maka seandainya seseorang mengambil matahari dan menggerakkannya lebih jauh dari bumi, gaya gravitasi antara bumi dan matahari akan berubah dalam sekejap. Mungkinkah itu? Dalam Relativitas Einstein dikatakan bahwa laju rambat cahaya akan selalu tetap besarnya, dimanapun Anda berada di jagat raya ini atau bagaimanapun gerak Anda. Berdasar perhitungannya, Einstein menyimpulkan bahwa tidak ada benda yang mampu bergerak melebihi kecepatan cahaya, kecuali partikel-patikel yang menyusun cahaya itu sendiri. Cahaya matahari memerlukan sekitar 8 menit untuk bisa mencapai bumi. Maksudnya, kita selalu melihat matahari dalam keadaannya pada 8 menit yang lalu. Jadi, jika matahari digerakkan menjauh, kita yang ada di bumi tidak akan tahu apa yang sedang terjadi dan tidak akan merasakan pengaruh apapun dalam waktu 8 menit tadi. Selama 8 menit, kita akan terus beredar mengitari matahari, seolah-olah matahari tidak bergeser. Dengan kata lain, pengaruh gravitasi suatu benda terhadap benda lain tidak dapat berubah dalam waktu sekejap, karena menurut Einstein gravitasi tidak dapat bergerak lebih cepat dari kecepatan cahaya. Informasi tentang seberapa jauh matahari digeser tidak dapat bergerak dalam sekejap melintasi ruang. Informasi itu tidak bisa bergerak dengan kecepatan melebihi 300.000 kilometer setiap detik.
Implikasi relativistik jelas bahwa bila kita berbicara mengenai benda-benda yang bergerak dalam jagat raya ini, tidaklah realistis untuk berbicara hanya dalam tiga dimensi ruang. Jika tidak ada informasi yang dapat merambat lebih cepat dari laju rambat cahaya, benda-benda yang berjarak sangat jauh tidak ada bagi kita ataupun kita bagi mereka, tanpa suatu faktor waktu. Menjelaskan alam raya dalam tiga dimensi sama tidak memadainya seperti menggambarkan kubus dalam dua dimensi. Akan jauh lebih berarti jika kita memasukkan dimensi waktu, dan mengakui bahwa sebenarnya ada empat dimensi di semesta ini.
Einstein menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mencoba mencari suatu teori gravitasi yang sesuai dengan teori yang telah ditemukannya mengenai cahaya dan gerakan pada kecepatan mendekati laju rambat cahaya. Pada tahun 1915, ia memperkenalkan Relativitas Umum. Beliau meminta kita untuk membayangkan gravitasi bukan sebagai gaya yang bekerja diantara benda-benda dalam bentuk aksi pada jarak, melainkan dalam bentuk kelengkungan ruang-waktu empat dimensi itu sendiri. Dalam pikirannya, gravitasi adalah geometri jagat raya.
Menurut Einstein, kelengkungan tersebut disebabkan oleh hadirnya massa atau energi. Semua benda bermassa menyumbang terhadap kelengkungan ruang-waktu. Benda-benda yang berjalan maju lurus dalam jagat raya akan dipaksa untuk mengikuti lintasan yang melengkung. Bayangkanlah selembar karpet dengan sebuah bola boling pada permukaannya, yang menyebabkan lekukan di situ. Cobalah menggelindingkan sebuah bola golf menurut garis lurus melewati bola boling tersebut. Bola golf tentu akan sedikit mengubah arahnya apabila menjumpai lekukan yang disebabkan bola boling. Atau mungkin akan lebih dari itu: bola golf tersebut akan melintas dalam bentuk elips dan menggelinding kembali ke arah Anda. Hal seperti itu terjadi bila bulan mencoba meneruskan gerakannya yang lurus ketika melewati bumi. Bumi melengkungkan ruang-waktu seperti bola boling melengkungkan lembaran karpet. Inilah efek lensa gravitasi.
Anda akan mendapatkan bahwa Einstein menjelaskan gejala yang sama seperti yang dijelaskan Newton. Bagi Einstein sebuah benda bermassa melengkungkan ruang-waktu, sedangkan bagi Newton benda bermassa mengeluarkan gaya. Akibatnya, dalam tiap kasus terjadi perubahan arah gerak dari sebuah benda kedua. Menurut Teori Relativitas Umum, medan gravitasi dan kelengkungan adalah satu hal yang sama. Jika Anda menghitung lintasan-lintasan planet dalam tata surya dengan menggunakan teori Newton dan kemudian menghitungnya kembali dengan menggunakan teori Einstein, Anda akan mendapatkan lintasan yang hampir tepat sama, kecuali dalam kasus orbit Merkurius. Karena Merkurius merupakan planet yang paling dekat dengan matahari, maka ia mendapatkan pengaruh yang lebih besar daripada planet-planet yang lain. Oleh karena itu, teori Einstein meramalkan suatu hasil yang sedikit berbeda dari hasil yang diramalkan teori Newton. Pengamatan menunjukkan bahwa lintasan Merkurius lebih cocok dengan ramalan Einstein.
Teori Einstein meramalkan bahwa benda-benda lain di samping bulan-bulan dan planet-planet dipengaruhi oleh melengkungnya ruang-waktu, bahkan foton juga harus melewati lintasan yang melengkung. Jika suatu foton berjalan dari suatu bintang yang jauh dan lintasannya dekat dengan matahari, kelengkungan ruang-waktu di dekat matahari menyebabkan lintasannya akan sedikit dibelokkan masuk ke arah matahari, tepat seperti lintasan bola golf melengkung ke dalam ke arah bola boling. Barangkali lintasan cahaya tersebut membengkok sedemikian rupa sehingga cahaya itu akhirnya menabrak bumi. Matahari terlalu terang sehingga kita tidak dapat melihat cahaya bintang itu, kecuali ketika pada saat terjadi gerhana matahari. Jika kita melihat foton-foton dari bintang itu dan tidak menyadari bahwa matahari membengkokkan lintasannya, kita akan mendapatkan gambaran yang salah mengenai posisi bintang yang sebenarnya. Para astronom memanfaatkan efek ini untuk mengukur massa benda-benda di luar angkasa dengan mengukur berapa pembengkokan lintasan cahaya yang berasal dari bintang-bintang yang jauh. Makin besar massanya, makin besar pula pembengkokannya.*
Gravitasi “Lembaran Karpet” dikembangkan lebih lanjut oleh para kosmolog, terutama Stephen Hawking, dan menghasilkan gagasan tentang Black Hole dan Big Bang. Namun sayang, gagasan ini kurang cocok apabila eksistensi nukleoaktivitas diperhitungkan. Bagaimana menyikapi hal ini?
Sekarang kita tahu bahwa Bimasakti hanyalah satu dari beberapa ratus miliar galaksi yang dapat dilihat dengan menggunakan teropong modern. Sedangkan setiap galaksi sendiri memiliki beberapa ratus miliar bintang. Bimasakti mempunyai garis tengah sekitar 100.000 tahun cahaya. Galaksi ini berputar lambat-lambat, bintang-bintang dalam lengan-lengan spiralnya beredar mengitari pusat galaksi sekali dalam beberapa ratus juta tahun. Jika gravitasi dibatasi pada kecepatan cahaya, tentulah ia akan sangat kesulitan menyatukan benda-benda yang ada dalam ruang-waktu yang demikian besar, Bimasakti misalnya. Sedangkan kita memiliki miliaran galaksi lain yang harus disatukan semuanya dalam satu sistem.
Mungkinkah gravitasi bukan termasuk jenis interaksi kuantum? Gravitasi haruslah bisa bergerak lebih cepat dari cahaya, dan mengikat semua benda dalam mahadomain jagat raya. Gravitasi adalah interaksi gaib ‘aksi pada jarak’ yang tidak mematuhi baik relativitas maupun kuantum.
sumber:http://netsains.com/2009/02/gravitasi-dan-mekanisme-alam/
http://myscienceblogs.com/kids/2007/08/02/gaya-gravitasi-dan-berat-tubuh-astronot/
Disalin by Shinta Maharani
1. PENGERTIAN
“GAYA GRVITASI”
Gravitasi adalah gaya tarik-menarik yang terjadi antara semua partikel yang mempunyai massa di alam semesta. Fisika modern mendeskripsikan gravitasi menggunakan Teori Relativitas Umum dari Einstein, namun hukum gravitasi universal Newton yang lebih sederhana merupakan hampiran yang cukup akurat dalam kebanyakan kasus.
Bumi yang memiliki massa yang sangat besar menghasilkan gaya gravitasi yang sangat besar untuk menarik benda-benda disekitarnya, termasuk makhluk hidup, dan benda benda yang ada di bumi. Gaya gravitasi ini juga menarik benda-benda yang ada diluar angkasa, seperti bulan, meteor, dan benda angkasa laiinnya, termasuk satelite buatan manusia.
Hukum gravitasi universal Newton dirumuskan sebagai berikut:
Setiap massa titik menarik semua massa titik lainnya dengan gaya segaris dengan garis yang menghubungkan kedua titik. Besar gaya tersebut berbanding lurus dengan perkalian kedua massa tersebut dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua massa titik tersebut.
F adalah besar dari gaya gravitasi antara kedua massa titik tersebut diukur dalam satuan Newton (N)
G adalah konstanta gravitasi, besarnya sama dengan 6,67 × 10−11 N m2 kg−2.
m1 adalah besar massa titik pertama, satuannya dalam kilogram (Kg)
m2 adalah besar massa titik kedua, satuannya dalam kilogram (Kg)
r adalah jarak antara kedua massa titik, satuannya dalam meter (M)
Bagaimana gaya gravitasi bekerja? Apakah gaya gravitasi sama besarnya di setiap tempat? Mengapa berat tubuh astronot di bulan lebih ringan daripada dibumi?
Seorang ilmuwan bernama Newton (abad ke-16) sedang duduk di bawah pohon apel. Ternyata sebuah apel jatuh dan menimpa kepalanya. Ia lalu berpikir, pasti ada suatu gaya yang menyebabkan apel bisa jatuh ke bawah. Berawal dari hal ini, lalu ditemukan gaya gravitasi.
Sumber : http://khoahoc.com/
Gaya gravitasi yang bekerja pada apel menyebabkan apel jatuh ke bawah. Gaya gravitasi yang bekerja pada apel tersebut disebut gaya berat apel, sedangkan gaya gravitasi yang bekerja pada tubuh kita disebut gaya berat kita. Setiap benda memiliki gaya berat, dan arah gaya berat selalu ke bawah, menuju pusat gravitasi (ketika suatu benda berada di bumi, gaya beratnya akan mengarah ke bumi).
Berbeda dengan massa, gaya berat suatu benda bisa berubah-ubah tergantung dengan percepatan gravitasi yang ada di tempat tersebut. Perbedaan berat astronot di bumi dan bulan adalah kompensasi dari hal tersebut. Jika massa astronot adalah 65 kg, maka berat astronot di bumi adalah 65 kg x percepatan gravitasi bumi (9.78 m/s2), yaitu 635.7 N. Sedangkan percepatan gravitasi bulan adalah 1/ 6 kali percepatan gravitasi bumi. Wajar saja, berat tubuh astronot menjadi lebih ringan, yaitu 65 kg x percepatan gravitasi bulan (1.63 m/s2), yaitu 105.95 N.
Kesimpulannya, percepatan gravitasi di suatu tempat dengan berat seseorang : A. Berbanding terbalik B. Berbanding lurus Mana yang benar?
Percobaan-percobaan
Newton, dalam percobaan tentang gravitasi, menggantungkan beberapa bola pendulum dengan tali sepanjang 11 kaki. Beliau mengamati seolah-olah pendulum-pendulum itu saling berinteraksi, dengan cara memelintirkan tali-talinya. Ketika itu orang-orang sepakat bahwa di dalam setiap jengkal jarak terdapat semacam partikel yang sangat halus dan sempurna. Aristoteles menyebutnya eter, yang kemudian digunakan Descartes dalam vorteks. Namun Newton meyakinkan diri bahwa aksi pada jarak sama sekali tidak memerlukan eter. Beliau lebih memerlukan aksi pada jarak yang murni. Aksi pada jarak dalam gravitasi kemudian direduksi oleh Einstein sebagai semata akibat kelengkungan ruang-waktu. Sekarang gravitasi telah dikembangkan sedemikian rupa dalam Relativitas Umum sebagai bagian yang sama sekali berbeda dari interaksi-interaksi yang lain.
Newton meyakini bahwa gravitasi berlaku umum di jagat raya ini, di langit, di bumi, dan di mana saja asalkan masih termasuk alam. Ia menyatakan bahwa apel yang jatuh dari pohonnya di taman—yang ia saksikan dari jendela kamarnya ketika ia mendapatkan inspirasi gravitasi, bulan yang mengorbit bumi, komet yang melintasi beberapa tata surya, dan sebagainya, disebabkan oleh gravitasi. Sebelum itu hanya hukum-hukum Kepler yang dianggap mampu menjelaskan fenomena tersebut. Dan gravitasi sangat cocok dengan hukum-hukum tersebut.
Bayangkan gravitasi dalam kehidupan sehari-hari. Seandainya Anda ditanya, seberapa kuat gravitasi tersebut? Anda mungkin akan menjawab: luar biasa kuat. Jawaban ini tentunya keliru, karena sejauh ini gravitasi adalah gaya yang paling lemah diantara keempat gaya yang diyakini keberadaannya oleh para fisikawan. Gravitasi yang tampak begitu mencolok dalam kehidupan sehari-hari adalah gabungan gravitasi dari semua partikel yang ada di tubuh raksasa bumi. Diperlukan instrumen yang sangat peka untuk mendeteksi adanya gaya tarik-menarik yang sangat lemah antara benda-benda kecil yang kita jumpai sehari-hari.
Newton menemukan hukum-hukum yang menjelaskan bagaimana kerja gravitasi dalam situasi dan kondisi yang kurang-lebih normal. Benda-benda di jagat raya ini tidak benar-benar diam. Benda-benda tersebut tidak duduk tenang sampai ada gaya yang datang untuk mendorong atau menariknya, serta kemudian menggelinding dan duduk tenang lagi. Sesungguhnya sebuah benda yang tak diusik akan melanjutkan gerakannya dalam sebuah garis lurus tanpa mengubah laju geraknya. Paling baik jika kita membayangkan bahwa semua benda dalam jagat raya ini bergerak. Kita dapat mengukur lajunya dan arah geraknya dengan membandingkan ia dengan objek-objek lain, tetapi tidak dapat membandingkannya ke suatu keadaan diam mutlak. Ini adalah prinsip relativitas.
Misalnya, seandainya bulan satu-satunya benda di angkasa, ia tidak akan diam saja, melainkan bergerak dalam satu garis lurus tanpa mengubah lajunya. Tentu saja jika bulan satu-satunya benda di angkasa, tidak ada cara bagi kita (atau pengamat pada umumnya) untuk mengatakan bahwa bulan bergerak lurus, karena tidak ada benda lain untuk dibandingkan dengan gerakan bulan. Namun, bulan ternyata tidak sendirian. Sebuah gaya yang dikenal sebagai gravitasi bekerja terhadap bulan untuk mengubah laju dan arah geraknya. Gaya gravitasi tersebut datang dari bumi. Bulan berusaha menolak perubahan tersebut, agar ia tetap bergerak menurut garis lurus. Namun, kekuatannya lebih kecil dari bumi, sehingga ia terpaksa bergerak mengelilingi bumi. Sementara itu, gravitasi bulan juga mempengaruhi bumi. Hasil yang paling jelas adalah fenomena pasang-surut pantai.
Newton menyatakan bahwa banyaknya massa yang dimiliki sebuah benda mempengaruhi kuat-lemahnya tarikan gravitasi antara benda itu dan benda lain. Bila faktor-faktor yang lain tetap sama, makin besar massa itu, akan makin besar tarikannya. Seandainya massa bumi dua kali massa sekarang ini, tarikan gravitasinya terhadap bulan pasti juga akan dua kali sekarang ini. Setiap perubahan massa, baik dari bumi maupun dari bulan, akan mengubah kekuatan gravitasi diantara mereka. Newton juga menemukan bahwa semakin jauh benda-benda itu terpisah, maka akan semakin lemah tarikan gravitasi diantara mereka. Jika bulan berada pada jarak dua kali jaraknya yang sekarang dari bumi, tarikan gravitasi antara bumi dan bulan hanya akan sebesar seperempat dari tarikan sekarang ini.
Gravitasi Newton adalah sebuah teori yang baik. Selama 200 tahun setelah masa beliau, teori tersebut tidak perlu diubah. Sekarang kita masih menggunakannya, meskipun sekarang kita tahu bahwa teori itu tidak berlaku dalam beberapa situasi, umpamanya seperti bila gaya gravitasi tersebut menjadi sangat kuat, misalnya di dekat lubang hitam, atau bila benda-benda bergerak dengan laju mendekati kecepatan cahaya.
Pada awal abad 20, Einstein melihat adanya masalah dengan teori Newton. Seperti yang telah diketahui bahwa kuat gravitasi antara dua benda tergantung dari jarak yang memisahkan mereka. Jika ini benar, maka seandainya seseorang mengambil matahari dan menggerakkannya lebih jauh dari bumi, gaya gravitasi antara bumi dan matahari akan berubah dalam sekejap. Mungkinkah itu? Dalam Relativitas Einstein dikatakan bahwa laju rambat cahaya akan selalu tetap besarnya, dimanapun Anda berada di jagat raya ini atau bagaimanapun gerak Anda. Berdasar perhitungannya, Einstein menyimpulkan bahwa tidak ada benda yang mampu bergerak melebihi kecepatan cahaya, kecuali partikel-patikel yang menyusun cahaya itu sendiri. Cahaya matahari memerlukan sekitar 8 menit untuk bisa mencapai bumi. Maksudnya, kita selalu melihat matahari dalam keadaannya pada 8 menit yang lalu. Jadi, jika matahari digerakkan menjauh, kita yang ada di bumi tidak akan tahu apa yang sedang terjadi dan tidak akan merasakan pengaruh apapun dalam waktu 8 menit tadi. Selama 8 menit, kita akan terus beredar mengitari matahari, seolah-olah matahari tidak bergeser. Dengan kata lain, pengaruh gravitasi suatu benda terhadap benda lain tidak dapat berubah dalam waktu sekejap, karena menurut Einstein gravitasi tidak dapat bergerak lebih cepat dari kecepatan cahaya. Informasi tentang seberapa jauh matahari digeser tidak dapat bergerak dalam sekejap melintasi ruang. Informasi itu tidak bisa bergerak dengan kecepatan melebihi 300.000 kilometer setiap detik.
Implikasi relativistik jelas bahwa bila kita berbicara mengenai benda-benda yang bergerak dalam jagat raya ini, tidaklah realistis untuk berbicara hanya dalam tiga dimensi ruang. Jika tidak ada informasi yang dapat merambat lebih cepat dari laju rambat cahaya, benda-benda yang berjarak sangat jauh tidak ada bagi kita ataupun kita bagi mereka, tanpa suatu faktor waktu. Menjelaskan alam raya dalam tiga dimensi sama tidak memadainya seperti menggambarkan kubus dalam dua dimensi. Akan jauh lebih berarti jika kita memasukkan dimensi waktu, dan mengakui bahwa sebenarnya ada empat dimensi di semesta ini.
Einstein menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mencoba mencari suatu teori gravitasi yang sesuai dengan teori yang telah ditemukannya mengenai cahaya dan gerakan pada kecepatan mendekati laju rambat cahaya. Pada tahun 1915, ia memperkenalkan Relativitas Umum. Beliau meminta kita untuk membayangkan gravitasi bukan sebagai gaya yang bekerja diantara benda-benda dalam bentuk aksi pada jarak, melainkan dalam bentuk kelengkungan ruang-waktu empat dimensi itu sendiri. Dalam pikirannya, gravitasi adalah geometri jagat raya.
Menurut Einstein, kelengkungan tersebut disebabkan oleh hadirnya massa atau energi. Semua benda bermassa menyumbang terhadap kelengkungan ruang-waktu. Benda-benda yang berjalan maju lurus dalam jagat raya akan dipaksa untuk mengikuti lintasan yang melengkung. Bayangkanlah selembar karpet dengan sebuah bola boling pada permukaannya, yang menyebabkan lekukan di situ. Cobalah menggelindingkan sebuah bola golf menurut garis lurus melewati bola boling tersebut. Bola golf tentu akan sedikit mengubah arahnya apabila menjumpai lekukan yang disebabkan bola boling. Atau mungkin akan lebih dari itu: bola golf tersebut akan melintas dalam bentuk elips dan menggelinding kembali ke arah Anda. Hal seperti itu terjadi bila bulan mencoba meneruskan gerakannya yang lurus ketika melewati bumi. Bumi melengkungkan ruang-waktu seperti bola boling melengkungkan lembaran karpet. Inilah efek lensa gravitasi.
Anda akan mendapatkan bahwa Einstein menjelaskan gejala yang sama seperti yang dijelaskan Newton. Bagi Einstein sebuah benda bermassa melengkungkan ruang-waktu, sedangkan bagi Newton benda bermassa mengeluarkan gaya. Akibatnya, dalam tiap kasus terjadi perubahan arah gerak dari sebuah benda kedua. Menurut Teori Relativitas Umum, medan gravitasi dan kelengkungan adalah satu hal yang sama. Jika Anda menghitung lintasan-lintasan planet dalam tata surya dengan menggunakan teori Newton dan kemudian menghitungnya kembali dengan menggunakan teori Einstein, Anda akan mendapatkan lintasan yang hampir tepat sama, kecuali dalam kasus orbit Merkurius. Karena Merkurius merupakan planet yang paling dekat dengan matahari, maka ia mendapatkan pengaruh yang lebih besar daripada planet-planet yang lain. Oleh karena itu, teori Einstein meramalkan suatu hasil yang sedikit berbeda dari hasil yang diramalkan teori Newton. Pengamatan menunjukkan bahwa lintasan Merkurius lebih cocok dengan ramalan Einstein.
Teori Einstein meramalkan bahwa benda-benda lain di samping bulan-bulan dan planet-planet dipengaruhi oleh melengkungnya ruang-waktu, bahkan foton juga harus melewati lintasan yang melengkung. Jika suatu foton berjalan dari suatu bintang yang jauh dan lintasannya dekat dengan matahari, kelengkungan ruang-waktu di dekat matahari menyebabkan lintasannya akan sedikit dibelokkan masuk ke arah matahari, tepat seperti lintasan bola golf melengkung ke dalam ke arah bola boling. Barangkali lintasan cahaya tersebut membengkok sedemikian rupa sehingga cahaya itu akhirnya menabrak bumi. Matahari terlalu terang sehingga kita tidak dapat melihat cahaya bintang itu, kecuali ketika pada saat terjadi gerhana matahari. Jika kita melihat foton-foton dari bintang itu dan tidak menyadari bahwa matahari membengkokkan lintasannya, kita akan mendapatkan gambaran yang salah mengenai posisi bintang yang sebenarnya. Para astronom memanfaatkan efek ini untuk mengukur massa benda-benda di luar angkasa dengan mengukur berapa pembengkokan lintasan cahaya yang berasal dari bintang-bintang yang jauh. Makin besar massanya, makin besar pula pembengkokannya.*
Gravitasi “Lembaran Karpet” dikembangkan lebih lanjut oleh para kosmolog, terutama Stephen Hawking, dan menghasilkan gagasan tentang Black Hole dan Big Bang. Namun sayang, gagasan ini kurang cocok apabila eksistensi nukleoaktivitas diperhitungkan. Bagaimana menyikapi hal ini?
Sekarang kita tahu bahwa Bimasakti hanyalah satu dari beberapa ratus miliar galaksi yang dapat dilihat dengan menggunakan teropong modern. Sedangkan setiap galaksi sendiri memiliki beberapa ratus miliar bintang. Bimasakti mempunyai garis tengah sekitar 100.000 tahun cahaya. Galaksi ini berputar lambat-lambat, bintang-bintang dalam lengan-lengan spiralnya beredar mengitari pusat galaksi sekali dalam beberapa ratus juta tahun. Jika gravitasi dibatasi pada kecepatan cahaya, tentulah ia akan sangat kesulitan menyatukan benda-benda yang ada dalam ruang-waktu yang demikian besar, Bimasakti misalnya. Sedangkan kita memiliki miliaran galaksi lain yang harus disatukan semuanya dalam satu sistem.
Mungkinkah gravitasi bukan termasuk jenis interaksi kuantum? Gravitasi haruslah bisa bergerak lebih cepat dari cahaya, dan mengikat semua benda dalam mahadomain jagat raya. Gravitasi adalah interaksi gaib ‘aksi pada jarak’ yang tidak mematuhi baik relativitas maupun kuantum.
sumber:http://netsains.com/2009/02/gravitasi-dan-mekanisme-alam/
http://myscienceblogs.com/kids/2007/08/02/gaya-gravitasi-dan-berat-tubuh-astronot/
Selasa, 16 Maret 2010
Langganan:
Postingan (Atom)